Menggunakan kalimat pasif dalam menulis: Pedoman dan contoh

Pedoman-dan-contoh-penggunaan-suara-pasif-dalam-tulisan
()

Penggunaan kalimat pasif dalam menulis sering kali dibicarakan di kalangan penulis dan pendidik. Meskipun umumnya disarankan untuk menggunakan kalimat aktif untuk kejelasan dan keterlibatan, kalimat pasif memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam tulisan akademik. Artikel ini menggali kompleksitas kalimat pasif, menawarkan pedoman dan contoh untuk membantu penulis memahami kapan dan bagaimana menggunakannya secara efektif. Apakah Anda sedang mempersiapkan a telaahan, laporan, atau tulisan lainnya, memahami nuansa kalimat pasif dapat meningkatkan kualitas dan dampak tulisan Anda secara signifikan.

Kalimat pasif: Definisi dan penggunaan secara tertulis

Dalam konstruksi kalimat pasif, fokusnya bergeser dari pelaku tindakan ke penerima. Artinya dalam sebuah kalimat, the subyek adalah penerima tindakan, bukan pelakunya. Kalimat pasif biasanya menggunakan 'menjadi'. kata kerja bersama dengan past participle untuk membangun bentuknya.

Contoh kalimat aktif:

  • Kucing mengejar si tikus.

Contoh kalimat pasif:

  • Si tikus dikejar oleh kucing.

Fitur utama dari kalimat pasif adalah ia dapat mengabaikan siapa yang melakukan suatu tindakan, terutama jika orang atau benda tersebut tidak diketahui atau tidak penting dalam topik.

Contoh konstruksi pasif tanpa aktor:

  • Si tikus dikejar.

Meskipun kalimat pasif sering kali dicegah demi kalimat aktif yang lebih langsung dan menarik, hal ini tidak salah. Penggunaannya sangat lazim dalam penulisan akademis dan formal, yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu, seperti menyoroti tindakan atau objek yang terpengaruh olehnya. Namun, penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat tulisan menjadi tidak jelas dan membingungkan.

Pertimbangan utama untuk menggunakan kalimat pasif:

  • Fokus pada tindakan atau objek. Gunakan kalimat pasif ketika tindakan atau penerimanya lebih penting daripada siapa atau apa yang melakukan tindakan tersebut.
  • Aktor tidak dikenal atau tidak ditentukan. Gunakan konstruksi pasif ketika aktor tidak diketahui atau identitasnya tidak penting dalam makna kalimat.
  • Formalitas dan objektivitas. Dalam penulisan ilmiah dan formal, kalimat pasif dapat menambah tingkat objektivitas dengan menghilangkan kekuatan subjek.

Ingat, pilihan antara kalimat aktif dan pasif harus dipandu oleh kejelasan, konteks, dan tujuan penulis.

siswa-menulis-mengapa-lebih baik-menghindari-suara-pasif

Memilih suara aktif daripada pasif

Secara umum, disarankan untuk menggunakan kalimat aktif dalam kalimat, karena sering kali membuatnya lebih jelas dan lugas. Kalimat pasif terkadang dapat menyembunyikan siapa yang melakukan suatu tindakan, sehingga mengurangi kejelasan. Pertimbangkan contoh ini:

  • Pasif: Proyek selesai minggu lalu.
  • Aktif: Tim menyelesaikan proyek minggu lalu.

Dalam kalimat pasif, tidak jelas siapa yang menyelesaikan proyek tersebut. Namun kalimat aktifnya memperjelas bahwa timlah yang bertanggung jawab. Kalimat aktif cenderung lebih lugas dan ringkas.

Suara aktif bisa sangat efektif dalam konteks penelitian atau akademis. Ini dengan jelas mengaitkan tindakan atau temuan, meningkatkan kredibilitas dan presisi. Sebagai contoh:

  • Pasif (kurang jelas): Temuan dipublikasikan mengenai penemuan ilmiah baru.
  • Aktif (lebih tepatnya): Profesor Jones menerbitkan temuan tentang penemuan ilmiah baru.

Kalimat aktif menentukan siapa yang mempublikasikan temuan tersebut, menambah kejelasan dan atribusi pada pernyataan tersebut.

Singkatnya, meskipun kalimat pasif memiliki tempatnya, kalimat aktif sering kali memberikan cara yang lebih jelas dan ringkas untuk berbagi informasi, terutama dalam konteks di mana identitas aktor sangat penting dalam pesan.

Penggunaan kalimat pasif yang efektif dalam menulis

Kalimat pasif memainkan peran unik dalam penulisan akademis, terutama ketika penggunaan kata ganti orang pertama dibatasi. Hal ini memungkinkan untuk mendeskripsikan tindakan atau peristiwa sambil menjaga nada objektif.

Kalimat aktif menggunakan kata ganti orang pertamaKalimat pasif yang menggunakan kata ganti orang pertama
Saya menganalisis hasil percobaan.Hasil percobaan dianalisis.
Tim kami mengembangkan algoritma baru.Algoritme baru dikembangkan oleh tim.

Dalam konteks akademis, kalimat pasif membantu menjaga fokus pada tindakan atau hasil, bukan pada aktornya. Ini sangat berguna dalam penulisan ilmiah di mana proses atau hasil lebih penting daripada orang yang melakukan tindakan tersebut.

Pertimbangan untuk menggunakan kalimat pasif secara efektif:

  • Hindari frasa yang tidak jelas. Menjamin bahwa kalimat pasif terstruktur dengan jelas dan membuat pesan yang dimaksudkan menjadi jelas.
  • Kelayakan. Gunakan ketika aktornya tidak dikenal atau identitasnya tidak penting dalam konteks tulisan Anda.
  • Kejelasan dalam kalimat kompleks. Hati-hati dengan struktur kompleks dalam kalimat pasif untuk menjaga kejelasan.
  • Fokus strategis. Gunakan untuk menyorot tindakan atau objek, seperti dalam “Beberapa eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis.”
  • Nada objektif. Gunakan ini untuk nada yang impersonal dan obyektif, yang sering kali lebih disukai dalam penulisan akademis.
  • Kebutuhan dan komitmen. Saat menggunakan kata kerja seperti “memerlukan” atau “kebutuhan”, kalimat pasif dapat secara efektif mengungkapkan kebutuhan umum, seperti dalam “Analisis lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan penelitian.”

Meskipun kalimat pasif sering kali kurang lugas dibandingkan kalimat aktif, kalimat ini memiliki penerapan penting dalam penulisan akademis dan formal yang memerlukan netralitas dan fokus pada pokok bahasan.

Guru-menjelaskan-perbedaan-antara-suara-pasif-dan-suara-aktif

Menyeimbangkan kalimat pasif dan aktif

Penulisan yang efektif sering kali melibatkan keseimbangan strategis antara kalimat pasif dan aktif. Meskipun kalimat aktif umumnya lebih disukai karena kejelasan dan dinamismenya, ada beberapa contoh di mana kalimat pasif lebih cocok atau bahkan diperlukan. Kuncinya adalah mengenali kekuatan dan konteks yang sesuai untuk masing-masing hal.

Dalam penulisan naratif atau deskriptif, kalimat aktif dapat memberikan energi dan kedekatan, sehingga membuat teks lebih menarik. Namun, dalam penulisan ilmiah atau formal, kalimat pasif dapat membantu menjaga objektivitas dan fokus pada pokok bahasan, bukan pada penulisnya. Untuk mencapai keseimbangan:

  • Identifikasi tujuannya. Pertimbangkan tujuan tulisan Anda. Apakah untuk membujuk, menginformasikan, mendeskripsikan, atau menceritakan? Tujuannya dapat memandu pilihan Anda antara kalimat pasif dan aktif.
  • Pertimbangkan audiens Anda. Sesuaikan suara Anda dengan ekspektasi dan preferensi audiens Anda. Misalnya, audiens teknis mungkin lebih menyukai formalitas dan objektivitas daripada kalimat pasif.
  • Mix and match. Jangan takut untuk menggunakan kedua suara dalam satu lagu. Hal ini dapat menambah variasi dan nuansa, membuat tulisan Anda lebih universal dan mudah beradaptasi.
  • Tinjau untuk kejelasan dan dampaknya. Setelah menulis, tinjau karya Anda untuk menjamin bahwa suara yang digunakan dalam setiap kalimat atau bagian berkontribusi terhadap kejelasan dan dampak keseluruhan dari karya tersebut.

Ingat, tidak ada aturan tertulis yang universal. Penggunaan kalimat pasif dan aktif yang efektif bergantung pada konteks, tujuan, dan gaya. Dengan memahami dan menguasai keseimbangan ini, Anda dapat meningkatkan ekspresi dan efektivitas tulisan Anda.

Selain itu, untuk memastikan tulisan Anda tidak hanya efektif dalam suaranya tetapi juga sempurna dalam penyajiannya, pertimbangkan untuk menggunakan layanan proofreading. Platform kami menawarkan pemeriksaan ahli untuk membantu menyempurnakan dokumen akademis atau profesional Anda, memastikan dokumen tersebut jelas, bebas kesalahan, dan berdampak. Langkah ekstra ini penting dalam meningkatkan kualitas tulisan Anda dan memberikan kesan yang kuat pada audiens Anda.

Kesimpulan

Eksplorasi kalimat pasif ini dengan jelas menunjukkan peran pentingnya dalam konteks penulisan yang berbeda. Meskipun kalimat aktif biasanya lebih disukai karena lugas dan jelas, menggunakan kalimat pasif dengan hati-hati dapat meningkatkan kemampuan menulis akademis dan formal. Ini tentang memilih alat yang tepat untuk tugas yang tepat – menggunakan kalimat pasif untuk menyoroti tindakan atau hasil dan kalimat aktif untuk menekankan aktor atau agen. Merangkul pemahaman ini tidak hanya menyempurnakan keahlian penulis tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dan beradaptasi dalam berbagai skenario penulisan. Pada akhirnya, pengetahuan ini adalah alat utama bagi penulis mana pun, yang menghasilkan tulisan yang lebih detail, efektif, dan berfokus pada audiens.

Seberapa bermanfaatkah postingan ini?

Klik bintang untuk memberikan rating!

Rating rata-rata / 5. Jumlah suara:

Sejauh ini belum ada voting! Jadilah yang pertama untuk memberikan rating pada postingan ini.

Kami mohon maaf kiriman ini tidak berguna untuk Anda!

Biarkan kami memperbaiki pos ini!

Beri tahu kami bagaimana kami dapat memperbaiki pos ini?